Reksadana indeks dibuat untuk meniru pergerakan dan kinerja dari suatu tolok ukur yang telah ditentukan
Sebelum memulai investasi di reksadana, ada baiknya Kamu mengenal lebih dalam mengenai jenis reksadana yang akan dipilih. Satu jenis reksadana yang sedang naik daun adalah reksadana indeks (index fund). Yang paling umum dan banyak beredar di pasaran adalah reksadana indeks saham IDX30 dan reksadana indeks saham LQ45.
Kenapa dibuat indeks yang mirip seperti ini?
Indeks LQ45 dibuat tahun 1997. Angka 45 ini diambil dari tahun kemerdekaan Indonesia. Namun angka 45 tidak lazim di dunia karena umumnya indeks saham berkapitalisasi pasar besar berisikan hanya 30 perusahaan seperti Dow Jones Industrial Average dan Strait Times Singapore ditambah lagi portofolio berisikan 30 saham dinilai sudah cukup terdiversifikasi. Oleh karena itu Bursa Efek Indonesia di tahun 2012 meluncurkan Indeks IDX30 untuk menjawab tuntutan tersebut.
1. IDX30
IDX30 merupakan indeks yang mengukur kinerja dari 30 saham yang memiliki kapitalisasi besar. Saham-saham yang masuk IDX30 diambil dari 30 terbaik dari indeks LQ45 dengan kriteria tertentu, mulai dari likuiditas (nilai transaksi, frekuensi transaksi, hari transaksi di pasar reguler, dan kapitalisasi pasar) hingga fundamental (kinerja keuangan perusahaan, kepatuhan, dsb.)
Berikut contoh produk reksadana indeks yang menggunakan IDX30 sebagai acuannya.
Principal Index IDX30
BNI-AM Indeks IDX30
FWD Asset IDX30 Index Equity Fund
2. LQ45
LQ45 adalah indeks pelengkap IHSG yang mengukur kinerja 45 saham dengan likuiditas tinggi, kapitalisasi besar, serta fundamental perusahaan yang baik.
Berikut contoh produk reksadana indeks yang menggunakan LQ45 sebagai acuannya:
Avrist Indeks LQ45
Batavia LQ45 Plus
Mandiri Indeks LQ45
3. SRI-KEHATI
SRI-KEHATI atau Sustainable and Responsible Investment (SRI)-Kehati adalah indeks yang dibuat oleh Yayasan KEHATI mengacu pada United Nations Principles for Responsible Investment (PRI). Penerbitannya dilakukan bekerja sama dengan BEI. Berikut adalah contoh reksa dana indeks yang menggunakan SRI-KEHATI:
BNP Paribas SRI-KEHATI
RHB SRI-KEHATI Index Fund
Apakah daftar saham di atas bersifat permanen?
Tidak. Daftar saham di dalam indeks dievaluasi secara rutin. Evaluasi minor atau perubahan bobot (rebalancing) dilaksanakan pada bulan Mei dan November. Evaluasi mayor dilakukan di bulan Februari dan Agustus. Bedanya saat evaluasi mayor, selain terjadi perubahan bobot, daftar perusahaan bisa berubah alias ada yang dikeluarkan dan ada yang dimasukkan.
Kelebihan
Murah. Karena reksadana ini dikelola secara pasif alias hanya mengikuti daftar saham dan pembobotan dalam indeks, maka beban kerja Manajer Investasi (MI) menjadi ringan sehingga biaya yang dibebankan kepada nasabah pun rendah. Selain itu biaya transaksi MI dalam pengelolaan terbatas pada saat nasabah membeli / menjual unit dan ketika terjadi evaluasi indeks sehingga perputaran portofolio pun rendah.
Terukur. Pergerakan NAB reksadana indeks sudah pasti mengikuti indeks dan kinerjanya pun sangat mirip. Dengan berinvestasi di reksadana indeks tidak ada lagi kejadian di mana indeks naik tinggi tetapi reksadana kita turun tajam akibat banyak berinvestasi di perusahaan atau sektor yang sedang merosot.
Reksadana aktif kinerjanya tertinggal dari tolok ukur. Untuk kinerja 3 tahun hanya ada 27% reksadana yang mengungguli Indeks LQ45 dan hanya 10% yang mampu mengalahkan IHSG. Untuk 5 tahun, cuma ada 31% reksadana yang kinerjanya tercatat lebih tinggi daripada LQ45 dan lagi-lagi hanya 10% yang menang melawan IHSG.
Kekurangan
Reksadana indeks adalah salah satu opsi investasi jangka panjang yang bisa jadi alternatif dari reksadana saham. Membeli produk ini memungkinkan kamu untuk mengetahui secara transparan saham-saham apa saja yang ada dalam portofolio reksadana yang kamu beli. Di sisi lain, imbal hasil dari produk ini memang tidak setinggi RD Saham, walaupun dalam jangka panjang performa dari reksadana indeks tetaplah menarik.
Referensi:
Comments