top of page
Writer's pictureluthfiproject

Pilih Growth Stocks Atau Value Stocks?

Investasi saham yakni merupakan bentuk investasi kepemilikan dari seorang individu ataupun institusi akan suatu perusahaan. Berinvestasi pada saham artinya adalah prospek perusahaan juga sebaiknya turut dicermati oleh para pemegang sahamnya.


Ketika investasi saham, ada sejumlah pertimbangan dan faktor yang pengaruhi untuk memilih dan membeli saham. Salah satunya dengan memilih saham value stock dan growth stock.



Karakteristik Growth Stocks


Growth stock fokus pada saham yang sedang bertumbu. Ini yang bertumbuhnya apa, bisa pendapatan, aset, penjualan. Selama perusahaan yang masih bertumbuh jadi driver investor beli saham itu

Berikut ini merupakan karakteristik growth stock yang perlu dicermati, diantaranya adalah :

  • Emiten yang tergolong growth stocks umumnya memiliki keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki oleh kompetitornya di industry yang sama.

  • Emiten yang tergolong growth stocks ini umumnya memiliki price to earnings ratio (PER) yang relative lebih tinggi.

  • Emiten yang tergolong growth stocks seringkali tidak membagi dividen nya atau jika membagi dividen maka dalam jumlah yang rendah karena perusahaan akan lebih fokus menggunakan laba ditahan untuk kepentingan ekspansi bisnis nya.


Karakteristik Value Stocks


Berikut ini merupakan karakteristik value stocks, diantaranya adalah:

  • Rasio rasio valuasi yang digunakan untuk dasar penilaian saham menunjukan harga saham yang diperdagangkan saat ini lebih rendah dari nilai wajarnya. Rasio tersebut yang umum digunakan adalah Price to Book Value (PBV) yang berada dibawah 1, dapat dikatakan saham tersebut masih undervalue karena saham diperdagangkan dibawah nilai bukunya, atau price to earning ratio (PER) dikatakan undervalue jika lebih kecil dibandingkan rata-rata PER secara historis nya atau dibawah rata-rata kompetitor lain nya dalam industry yang sama.

  • Value stocks ini umumnya merupakan perusahaan yang sudah besar, dengan kinerja perusahaan yang baik, namun pelaku pasar tidak berminat kepada sahamnya, sehingga harga saham yang diperdagangkan tidak tinggi.

  • Value stocks ini bisa saja terjadi dimana persepsi pelaku pasar menilai saham tersebut dengan pesimis sehingga harga sahamnya turun, padahal secara kinerja keuangan saham ini memiliki nilai lebih.


Lebih Baik Mana, Value Stocks atau Growth Stocks?


Kamu dapat memilih growth investing apabila:

  1. Kamu tidak tertarik untuk mendapatkan penghasilan dari portofolio investasi Kamu saat ini. Alasannya adalah, perusahaan dengan saham growth cenderung mengalokasikan keuntungannya untuk ekspansi sehingga jarang memberikan dividen kepada investor.

  2. Kamu memiliki toleransi risiko yang tinggi. Karena dirilis oleh perusahaan yang masih berkembang, pergerakan harga saham growth cenderung memiliki volatilitas yang tinggi. Artinya, kalau sedang bullish ya naiknya bisa tinggi, tapi kalau bearish ya bisa anjlok tajam.

  3. Kamu percaya diri dengan hasil analisis yang Kamu lakukan. Umumnya, growth investor adalah perusahaan investasi atau individu yang memiliki kemampuan untuk menganalisis saham dengan bagus. Sebab, tentu tidak mudah untuk memilih satu diantara sekian banyak perusahaan rintisan untuk dijadikan mitra investasi.

  4. Alasan lain mengapa umumnya growth investor adalah institusi atau individu dengan kekayaan yang mencukupi adalah untuk mendapatkan keuntungan dari investasi ini, mereka harus menunggu cukup lama. Sebab, tidak jarang perusahaan yang fokus pada ekspansi bisnis belum mendapatkan profit dalam jangka waktu 5-10 tahun sejak didirikan.

Value investing akan cocok untuk Kamu apabila:

  1. Kamu ingin mendapatkan keuntungan investasi dalam waktu dekat. Perusahaan yang mapan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk membayar dividen, dibandingkan perusahaan yang sedang berkembang.

  2. Kamu memiliki toleransi risiko rendah atau menengah. Harga saham perusahaan besar seperti, saham-saham blue chip cenderung tidak terlalu fluktuatif dibandingkan perusahaan yang masih baru masuk bursa.

  3. Kamu percaya diri dengan hasil analisis yang Kamu lakukan. Jika growth investor harus percaya diri dengan hasil analisis untuk memilih saham baru terbaik, maka value investor harus percaya diri saat memilih saham perusahaan dengan harga murah tapi tidak murahan. Sebab, tidak jarang saham dengan harga murah memang berkualitas buruk dan tidak memiliki potensi untuk naik sama sekali.

  4. Kamu memiliki modal dan akses terbatas. Seperti yang telah tertulis di atas, growth investing tidak cocok untuk Kamu apabila Kamu tidak memiliki laporan keuangan perusahaan sebelum perusahaan tersebut masuk bursa. Jadi, apabila akses bahan analisis Kamu hanya sebatas pada apa yang ditampilkan perusahaan ketika sudah IPO, maka value investing kiranya lebih cocok.


Mana kah yang lebih baik, Value Stock atau Growth Stock? Untuk menjawab hal ini, kembali kepada profile risiko masing-masing investor dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan berapa lama jangka waktu yang diatur sejak awal sebelum memulai investasi.


Referensi

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page