Kalian pernah ga sih terima bon rumah sakit, Sakit itu identik dengan biaya yang harus keluar. Apalagi kalo harus masuk rumah sakit.
Dalam riset Adam Wagstaff, Patric Eozenou, dan Marc Smitz berjudul Out-of-Pocket Expenditure on Health yang diterbitkan oleh Bank Dunia diungkapkan sebagai berikut:
Pengeluaran biaya kesehatan menjadi penyebab penurunan kesejahteraan. Dengan bertambahnya pengeluaran kesehatan, maka konsumsi untuk kebutuhan lainnya harus dikurangi.
Di Indonesia, inflasi biaya medis itu mencapai 10%. Angka ini merupakan pertama tertinggi di ASEAN.
Hasil survei menunjukkan bahwa lima negara di Asia mengalami tingkat tren medis yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata regional (8,8%) pada 2021, yaitu India dengan tingkat inflasi medis tertinggi sebesar 14%, disusul oleh Tiongkok (12%), Indonesia (10%), Vietnam (10%), dan Filipina (9%).
Sepanjang tahun 2014-2020, biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit tidak menular meningkat sekitar 18-25 persen setiap tahunnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan biaya pelayanan kesehatan tersebut. Salah satunya adalah terus meningkatnya populasi usia lanjut serta prevalensi penyakit kronis. Tri Murti Andayani, Kepala Laboratorium Farmakoterapi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), menyebut ada 8 penyakit yang paling banyak menyerap dana jaminan sosial kesehatan di tahun 2020.
“Penyakit jantung menempati urutan pertama dengan 12,9 juta kasus dan menyerap anggaran Rp9,8 triliun. Diikuti penyakit kanker dengan 2,5 juta kasus, menyerap biaya Rp3,5 triliun dan stroke dengan jumlah kasus mencapai 2 juta dengan menghabiskan anggaran Rp2,5 triliun,” jelas Tri saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Rabu (2/3/2022).
Artiinya inflasi itu kalo tahun ini biaya pengobatan 10 juta, tahun depan naik jadi 11 juta loh! Salah satu sebabnya 92% alat kesehatan kita masih impor, jadi perlemahan nilai tukar rupiah sangat mempengaruhi biaya medis di Indonesia.
Pengeluaran per kapita dalam sebulan untuk kesehatan terus meningkat sejak 2019. Pada 2021, data BPS menunjukkan rata-rata biaya pengeluaran untuk kesehatan di Indonesia meningkat 8,9% menjadi Rp 34.364 pada 2021. Pada 2019, pengeluaran per kapita dalam sebulan untuk kesehatan tercatat sebesar Rp 30.086. Nilai ini meningkat 4,8% menjadi Rp 31.545 paa 2020. Pengeluaran untuk kesehatan ini terutama dihabiskan untuk pelayanan pengobatan (kuratif), yaitu sebesar 64,4% atau Rp 22.127 pada 2021. Biaya pelayanan pencegahan mencakup 22,8% atau Rp 7.842 dari total pengeluaran untuk kesehatan. Sisa 12,8% atau Rp 4.395 dihabiskan untuk biaya obat. Secara umum, proporsi pengeluaran untuk kesehatan di Indonesia mencapai 2,72% pada 2021. Proporsi ini meningkat dari sebelumnya 2,57% pada 2020.
Pengeluaran kesehatan biasanya tidak rutin dan tidak bisa diperkirakan. Pengeluaran ini hanya terjadi ketika seseorang dalam kondisi sakit, waktunya di luar kontrol. Konsekuensinya adalah akan ada pengurangan konsumsi kelompok lainnya, sehingga pengeluaran kesehatan terkait erat dengan penurunan tingkat kesejahteraan. Jadi kala inflasi umum terus menukik, inflasi kesehatan malah terkerek ke atas. Jadi biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk keperluan kesehatan terus meningkat. Biaya kesehatan yang semakin mahal membuat masyarakat miskin dan hampir miskin sulit untuk 'naik kelas'.
Maka SEHAT SEHAT terus ya :)
Referensi:
Faisal Nur Ikhsan | Tingginya Biaya Pelayanan Kesehatan, Ini Pemicunya | 2022 | https://semarang.bisnis.com/read/20220302/535/1506267/tingginya-biaya-pelayanan-kesehatan-ini-pemicunya.
Reza Pahlevi | Biaya Pengeluaran Kesehatan per Kapita Terus Meningkat Sejak 2019 | 2021 | Biaya Pengeluaran Kesehatan per Kapita Terus Meningkat Sejak 2019 (katadata.co.id)
Rahajeng Kusumo | Biaya Kesehatan Makin Mahal, Bank Dunia: Bikin Orang Bangkrut | 2019 | Biaya Kesehatan Makin Mahal, Bank Dunia: Bikin Orang Bangkrut (cnbcindonesia.com)
Comments