top of page
Writer's pictureluthfiproject

Harga Wajar Saham

Cara menghitung harga wajar saham adalah hal penting yang perlu dipahami dan dilakukan oleh para calon investor. Mengetahui harga wajar saham menjadi penting karena investor juga perlu mengetahui apakah emiten saham ini undervalued yang artinya nilai emiten saham lebih murah dibanding yang lainnya.


Selain itu, menghitung harga wajar saham bisa juga digunakan sebagai instrumen untuk menilai apakah emiten saham ini overvalued yang berarti nilai emiten saham tersebut terlalu mahal.

Nantinya, perhitungan tersebut menjadi salah satu penentu bagi Anda untuk membeli saham atau tidak.


Harga wajar saham adalah harga saham yang berada pada titik tertentu yang dianggap sebanding dengan fundamental perusahaan. Tentu saja ini mengacu pada kinerja bisnis dan keuangan perusahaan tersebut. Namun, bisa saja hal ini dipengaruhi oleh pasar. Saham perusahaan harganya dinilai tinggi karena memang berpotensi mendatangkan keuntungan.

Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menghitung harga saham wajar. Berikut cara atau metode yang bisa kamu pakai:


1. Menghitung harga wajar saham dengan Earning per Share (EPS)



Earning per share adalah pendapatan bersih perusahaan yang didapatkan selama satu tahun dan dikurangi dengan saham preferen. Setelah itu, hasil nilainya harus dibagi dengan dengan jumlah saham yang beredar. Makin besar EPS sebuah perusahaan, tentunya makin baik juga nilai sahamnya.


Dari perhitungan EPS, kamu bisa tahu prospek pendapatan perusahaan dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, perusahaan A memiliki nilai saham dengan EPS sebesar Rp500. Artinya, nilai saham tersebut akan menghasilkan laba sebesar Rp500 untuk setiap lembar sahamnya.



Berikut rumus perhitungannya:

Earning Per Share (EPS) = (Laba bersih – Dividen preferen) / Jumlah saham yang beredar pada akhir periode





2. Menghitung harga wajar saham dengan Price to Book Value


Cara lain yang bisa kamu gunakan untuk menghitung harga saham wajar adalah Price to Book Value (PBV). Metode ini akan membandingkan harga saham dengan nilai buku atau nilai aset dalam pembukuan perusahaan.




Umumnya, harga suatu emiten dikatakan mahal jika nilai PBV yang dihasilkan lebih dari 1. Jika nilainya kurang dari satu, bisa dikatakan saham tersebut termasuk murah.


Untuk kamu yang ingin melakukan perhitungan menggunakan pendekatan PBV, ada baiknya memperhatikan nilai PBV pada emiten saham sejenis. Kalau menemukan hasilnya tidak jauh berbeda, bisa dikatakan harga saham tersebut masih dalam batas wajar.




Berikut rumus menghitung harga saham dengan PBV:

Price to Book Value (PBV) = Harga saham / Nilai buku per lembar saham



3. Menghitung harga wajar saham dengan Price to Earning Ratio


Price to Earning Ratio (PER) adalah perbandingan harga saham dengan laba per saham atau earning per share. Rasio tersebut menunjukkan kerelaan investor membayar suatu saham untuk laba per lembarnya.




Pendekatan perhitungan harga saham wajar deng an PER juga harus menggunakan perbandingan industri. Sebagai contoh, saham A harus dibandingkan dengan rata-rata PER industri di sektor saham A berada. Dengan begitu, kamu bisa melihat harga PER saham A di atas rata-rata industri.


Di sisi lain, rasio PER juga bisa memberikan kamu informasi tentang saham prospek saham tersebut. Jika memang nilainya ternyata terbilang murah, tidak ada salahnya kamu membayar saham untuk memilikinya.





Rumus menghitung harga saham dengan PER:

Price to Earning Ratio (PER) = Harga saham / laba per saham (EPS)


4. Menghitung harga wajar saham dengan Return on Equity (ROE)


ROE berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari nilai investasi sahamnya. Nilai ini juga akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola tambahan modal dengan baik. Lebih baiknya lagi jika laba yang dihasilkan lebih berlipat-lipat.

Artinya, kamu tidak perlu khawatir saat membeli saham dengan ROE yang tinggi. Pasalnya, keuntungan yang akan berbalik ke kamu juga akan sepadan dengan harganya.




Berikut rumus ROE untuk menghitung harga saham: Return On Equity (ERO) = Laba bersih setelah dikurang pajak / Total ekuitas


5. Menghitung harga wajar saham dengan Debt to Equity Ratio (DER)



Kamu pun bisa menghitung harga saham melalui jumlah utangnya, loh. Perusahaan yang baik tentunya memiliki utang yang lebih kecil dari modal bersihnya. Saat nilai DER lebih besar, bisa diasumsikan perusahaan tersebut memiliki risiko keuangan yang besar pula. Pastikan hanya memilih perusahaan yang tidak memiliki utang lebih besar dari modalnya, ya.


Cara menghitung harga saham dengan DER:

Debt to Equity Ratio (DER) = Total kewajiban (utang) : kekayaan bersih (modal)





Kesimpulan



EPS: Baik jika meningkat, artinya perusahaan bertumbuh (bandingkan dengan periode sebelumnya)

PER: Baik jika PER kecil, artinya harga murah (bandingkan dalam industri sejenis)

PBV: Baik jika PBV kecil, artinya harga murah (bandingkan dalam industri sejenis)

ROE: Baik jika meningkat, artinya perusahaan bertumbuh (bandingkan dengan periode sebelumnya)

DER: Baik jika DER kecil, artinya utang perusahaan masih dapat ditoleransi

DY: Baik jika meningkat, artinya perusahaan bertumbuh (bandingkan dengan periode sebelumnya)


Dengan melihat 6 rasio ini, kini kamu mampu untuk mempertimbangan dan menganalisis saham lebih baik. Investasi pada perusahaan yang baik akan menghasilkan hasil yang optimal dalam jangka panjang.


Itu dia sederet cara menghitung harga saham wajar yang bisa kamu pilih. Namun, jangan cuma hanya menghitung, ya. Coba ambil langkah pasti dengan memilih saham yang berpotensi menghasilkan cuan. Referensi:


Recent Posts

See All

Comments


bottom of page